Cerita
Rakyat Si Sigarlaki dan Si Limbat
Pada
jaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu perkasa yang bernama
Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan keahliannya menombak. Tidak satupun
sasaran yang luput dari tombakannya.
Sigarlaki
mempunyai seorang pelayan yang sangat setia yang bernama Limbat. Hampir semua
pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan dengan baik oleh Limbat.
Meskipun terkenal sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak
berhasil memperoleh satu ekor binatang buruan. Kekesalannya akhirnya memuncak
ketika Si Limbat melaporkan pada majikannya bahwa daging persediaan mereka di
rumah sudah hilang dicuri orang.
Tanpa
pikir panjang, si Sigarlaki langsung menuduh pelayannya itu yang mencuri daging
persediaan mereka. Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak pernah diduga
majikannya akan tega menuduh dirinya sebagai pencuri.
Lalu
Si Sigarlaki meminta Si Limbat untuk membuktikan bahwa bukan dia yang mencuri.
Caranya adalah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam.
Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih
dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri. Apabila Si Limbat
yang keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia yang mencuri.
Syarat
yang aneh itu membuat Si Limbat ketakutan. Tetapi bagaimanapun juga ia
berkehendak untuk membuktikan dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan
dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya.
Baru
saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada seekor babi hutan
minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya ke
arah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya Si
Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Tetapi ia meminta agar pembuktian itu
diulang lagi.
Dengan
berat hati Si Limbat pun akhirnya mengikuti perintah majikannya. Baru saja
menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki Sigarlaki digigit oleh seekor
kepiting besar. Iapun menjerit kesakitan dan tidak sengaja mengangkat
tombaknya. Dengan demikian akhirnya Si Limbat yang menang. Ia berhasil
membuktikan dirinya tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki karena sembarangan
menuduh, terkena hukuman digigit kepiting besar.
====================================================================
Cerita Rakyat Si Pitung
Si
Pitung adalah seorang pemuda yang soleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar
mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji ia pun dilatih silat. Setelah
bertahun- tahun kemampuannya menguasai ilmu agama dan bela diri makin meningkat.
Pada
waktu itu Belanda sedang menjajah Indonesia. Si Pitung merasa iba menyaksikan
penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil. Sementara itu, kumpeni (sebutan
untuk Belanda), sekelompok Tauke dan para Tuan tanah hidup bergelimang
kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga oleh para centeng yang galak.
Dengan
dibantu oleh teman-temannya si Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan
perampokan terhadap rumah Tauke dan Tuan tanah kaya. Hasil rampokannya
dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah keluarga yang kelaparan
diletakkannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya
santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bingkisan baju dan hadiah lainnya.
Kesuksesan
si Pitung dan kawan-kawannya dikarenakan dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu
silat yang tinggi serta dikhabarkan tubuhnya kebal akan peluru. Kedua,
orang-orang tidak mau menceritakan dimana si Pitung kini berada. Namun demikian
orang kaya korban perampokan Si Pitung bersama kumpeni selalu berusaha membujuk
orang-orang untuk membuka mulut.
Kumpeni
juga menggunakan kekerasan untuk memaksa penduduk memberi keterangan. Pada
suatu hari, kumpeni dan tuan-tuan tanah kaya berhasil mendapat informasi
tentang keluarga si Pitung. Maka merekapun menyandera kedua orang tuanya dan si
Haji Naipin. Dengan siksaan yang berat akhirnya mereka mendapatkan informasi
tentang dimana Si Pitung berada dan rahasia kekebalan tubuhnya.
Berbekal semua informasi itu, polisi kumpeni pun menyergap Si Pitung.
Tentu saja Si Pitung dan kawan-kawannya melawan. Namun malangnya, informasi
tentang rahasia kekebalan tubuh Si Pitung sudah terbuka. Ia dilempari
telur-telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas seketika.Meskipun demikian untuk
Jakarta, Si Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat kecil.
====================================================================
Cerita Rakyat Sangkuriang
Pada jaman dahulu, tersebutlah kisah
seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi.Ia mempunyai seorang
anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar
berburu.
Ia berburu dengan ditemani oleh Tumang,
anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah
titisan dewa dan juga bapaknya.
Pada suatu hari Tumang tidak mau
mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka anjing tersebut diusirnya
ke dalam hutan.
Ketika kembali ke istana, Sangkuriang
menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu
mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok
nasi yang dipegangnya. Sangkuriang terluka. Ia sangat kecewa dan pergi
mengembaraSetelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Ia
selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya
sebuah hadiah. Ia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi.
Setelah bertahun-tahun mengembara,
Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana,
kerajaan itu sudah berubah total. Disana dijumpainya seorang gadis jelita, yang
tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka,
Sangkuriang melamarnya. Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun
sangat terpesona padanya.
Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit
untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya.
Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi demi melihat bekas luka di kepala calon
suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau.
Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan
wajah anaknya. Ia menjadi sangat ketakutan.
Maka kemudian ia mencari daya upaya
untuk menggagalkan proses peminangan itu. Ia mengajukan dua buah syarat.
Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, ia
minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai
itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.
Malam itu Sangkuriang melakukan tapa.
Dengan kesaktiannya ia mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan
tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan
pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota.
Ketika menyaksikan warna memerah di
timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan
pekerjaannya. Ia sangat marah oleh karena itu berarti ia tidak dapat memenuhi
syarat yang diminta Dayang Sumbi.
Dengan kekuatannya, ia menjebol
bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Ia pun
kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh
menjadi sebuah gunung yang bernama "Tangkuban Perahu."
=====================================================================
Cerita Rakyat Malin Kundang
Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga
nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah,
ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi
keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di
negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Maka tinggallah si Malin dan ibunya di gubug mereka. Seminggu, dua
minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah 1 tahun lebih lamanya, ayah Malin tidak
juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi
ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit
nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika
Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena
batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan
ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia
berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika
kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Malin
tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin
sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula
kurang setuju dengan maksud Malin Kundang, tetapi karena Malin terus mendesak,
Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati. Setelah
mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin segera menuju ke dermaga
dengan diantar oleh ibunya. "Anakku, jika engkau sudah berhasil dan
menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung
halamannu ini, nak", ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Kapal yang dinaiki Malin semakin lama semakin jauh dengan diiringi
lambaian tangan Ibu Malin Kundang. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak
belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh
bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas
oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di
kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung
dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu
terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh
kayu.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya
kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang
ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai.
Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa
tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat
Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya
dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia
memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100
orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis
untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah
menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa
bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin
Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke
kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan
pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta
pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya,
melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua
orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang
berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya.
Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut,
semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin
Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?",
katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian? Malin
Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
"Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata
Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya,
karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping.
"Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya
seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta
ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan
semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya
menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin
menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku,
aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin
bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang.
Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan
akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.
Pesan Moral :
Sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan semua jasa orangtua terutama
kepada seorang Ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya, apalagi jika
sampai menjadi seorang anak yang durhaka. Durhaka kepada orangtua merupakan
satu dosa besar yang nantinya akan ditanggung sendiri oleh anak.
======================================================================
Cerita Rakyat Lutung Kasarung
Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti.
"Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta," kata Prabu Tapa.
Purbasari
memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat
menggantikan Ayah mereka. "Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih
aku sebagai penggantinya," gerutu Purbararang pada tunangannya yang
bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat
mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai
Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga
tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya
alasan untuk mengusir adiknya tersebut. "Orang yang dikutuk seperti dia
tidak pantas menjadi seorang Ratu !" ujar Purbararang.
Kemudian
ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di
hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk
Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, "Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini
pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri".
"Terima kasih paman", ujar Purbasari.
Selama
di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik
kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang
misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung
kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang
indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.
Pada
saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat
yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini
membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian,
tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya
jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.
Keesokan
harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga
tersebut. "Apa manfaatnya bagiku ?", pikir Purbasari. Tapi ia mau
menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada
kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali.
Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.
Di
istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama
tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu
dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya
kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak
Purbasari adu panjang rambut. "Siapa yang paling panjang rambutnya dialah
yang menang !", kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena
terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.
"Baiklah
aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini
tunanganku", kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari
mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung
Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari.
Purbararang tertawa terbahak-bahak, "Jadi monyet itu tunanganmu ?".
Pada
saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu
keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat
tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya
bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya
selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum.
Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka
semua kembali ke Istana.
Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda
idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam
wujud seekor lutung.
======================================================================
CERITA RAKYAT LEGENDA
CANDI PRAMBANAN
Di
dekat kota Yogyakarta terdapat candi Hindu yang paling indah di Indonesia.
Candi ini dibangun dalam abad kesembilan Masehi. Karena terletak di desa
Prambanan, maka candi ini disebut candi Prambanan tetapi juga terkenal sebagai
candi Lara Jonggrang, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara Jonggrang dan
Bandung Bondowoso. Beginilah ceritanya.
Konon
tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan.
Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun
demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging.
Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan
karena bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai
Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung.
Dengan
persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di
sini dia terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya -- ya,
bahkan putri raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya.
Lara
Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan
menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan
syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi
dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung
Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya
sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus.
Pada
hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus
mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan
kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi
yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai.
Seluruh
penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua
syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera
gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan
bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan
yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari
sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus
berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung
Bondowoso menyelesaikannya.
Keesokan
harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main
marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan -- tidak akan ada orang
yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara
Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang
candi yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi
yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
=====================================================================
Cerita Rakyat Keong Mas
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda
bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat
orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya
hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya
meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan
habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga,
bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan.
Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan
kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan
tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk
dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk
dicinta ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.
Janda
tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun,
namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun
tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali
Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa
benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak
tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai,
sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah
itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap
kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku,
agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan
matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak
mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah ..
omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu
!" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam
karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku
jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar
mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai
sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah
bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka
diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan
sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku
memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak".
"Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah
mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat
sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah
tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan.
Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput,
atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah
di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok
Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata
pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara
tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana
mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah
indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah
betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa
memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang
dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang
dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut
mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara
udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap
sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat
rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa
keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana
untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu
hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka
berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera
kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua
bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari
tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka.
"tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo
Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma
kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan
perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik
memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak
Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak,
saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka
saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih. "terharu
mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas
sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara
tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah
tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi
bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat
tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja
memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi
meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah
raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan
kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa
Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk
dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.
====================================================================
Cerita Rakyat Kancil si pencuri Timun
Siang itu panas sekali. Matahari bersinar garang. Tapi
hal itu tidak terlalu dirasakan oleh Kancil. Dia sedang tidur nyenyak di bawah
sebatang pohon yang rindang. Tiba-tiba saja mimpi indahnya terputus.
"Tolong! Tolong! " terdengar teriakan dan jeritan berulang-ulang.
Lalu terdengar suara derap kaki binatang yang sedang berlari-lari. "Ada
apa, sih?" kata Kancil. Matanya berkejap-kejap, terasa berat untuk dibuka
karena masih mengantuk. Di kejauhan tampak segerombolan binatang berlari-lari
menuju ke arahnya. "Kebakaran! Kebakaran! " teriak Kambing. "
Ayo lari, Cil! Ada kebakaran di hutan! " Memang benar. Asap tebal
membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit
dan berlari mengikuti teman-temannya.
Kancil
terus berlari. Wah, cepat juga larinya. Ya, walaupun Kancil bertubuh kecil,
tapi dia dapat berlari cepat. Tanpa terasa, Kancil telah berlari jauh,
meninggalkan teman-temannya. "Aduh, napasku habis rasanya," Kancil
berhenti dengan napas terengah-engah, lalu duduk beristirahat. "Lho, di
mana binatang-binatang lainnya?" Walaupun Kancil senang karena lolos dari
bahaya, tiba-tiba ia merasa takut. "Wah, aku berada di mana sekarang?
Sepertinya belum pernah ke sini." Kancil berjalan sambil mengamati daerah
sekitarnya. "Waduh, aku tersesat. Sendirian lagi. Bagaimana ini?'7 Kancil
semakin takut dan bingung. "Tuhan, tolonglah aku."
Kancil
terus berjalan menjelajahi hutan yang belum pernah dilaluinya. Tanpa terasa,
dia tiba di pinggir hutan. Ia melihat sebuah ladang milik Pak Tani.
"Ladang sayur dan buah-buahan? Oh, syukurlah. Terima kasih, Tuhan,"
mata Kancil membelalak. Ladang itu penuh dengan sayur dan buah-buahan yang siap
dipanen. Wow, asyik sekali! "Kebetulan nih, aku haus dan lapar
sekali," kata Kancil sambil menelan air liurnya. "Tenggorokanku juga
terasa kering. Dan perutku keroncongan minta diisi. Makan dulu, ah."
Dengan
tanpa dosa, Kancil melahap sayur dan buahbuahan yang ada di ladang. Wah,
kasihan Pak Tani. Dia pasti marah kalau melihat kejadian ini. Si Kancil nakal
sekali, ya? "Hmm, sedap sekali," kata Kancil sambil mengusap-usap
perutnya yang kekenyangan. "Andai setiap hari pesta seperti ini, pasti
asyik." Setelah puas, Kancil merebahkan dirinya di bawah sebatang pohon
yang rindang. Semilir angin yang bertiup, membuatnya mengantuk. "Oahem,
aku jadi kepingin tidur lagi," kata Kancil sambil menguap. Akhirnya
binatang yang nakal itu tertidur, melanjutkan tidur siangnya yang terganggu
gara-gara kebakaran di hutan tadi. Wah, tidurnya begitu pulas, sampai terdengar
suara dengkurannya. Krr... krr... krrr...
Ketika
bangun pada keesokan harinya, Kancil merasa lapar lagi. "Wah, pesta
berlanjut lagi, nih," kata Kancil pada dirinya sendiri. "Kali ini aku
pilih-pilih dulu, ah. Siapa tahu ada buah timun kesukaanku." Maka Kancil
berjalan-jalan mengitari ladang Pak Tani yang luas itu. "Wow, itu dia yang
kucari! " seru Kancil gembira. "Hmm, timunnya kelihatan begitu segar.
Besarbesar lagi! Wah, pasti sedap nih." Kancil langsung makan buah timun
sampai kenyang. "Wow, sedap sekali sarapan timun," kata Kancil sambil
tersenyum puas. Hari sudah agak siang. Lalu Kancil kembali ke bawah pohon
rindang untuk beristirahat.
Pak
Tani terkejut sekali ketika melihat ladangnya. "Wah, ladang timunku kok
jadi berantakan-begini," kata Pak Tani geram. "Perbuatan siapa, ya?
Pasti ada hama baru yang ganas. Atau mungkinkah ada bocah nakal atau binatang
lapar yang mencuri timunku?" Ladang timun itu memang benar-benar
berantakan. Banyak pohon timun yang rusak karena terinjak-injak. Dan banyak
pula serpihan buah timun yang berserakan di tanah. 7 @ Hm, awas, ya, kalau
sampai tertangkap! " omel Pak Tani sambil mengibas-ngibaskan sabitnya.
"Panen timunku jadi berantakan." Maka seharian Pak Tani sibuk
membenahi kembali ladangnya yang berantakan.
Dari
tempat istirahatnya, Kancil terus memperhatikan Pak Tani itu. "Hmm, dia
pasti yang bernama Pak Tani," kata Kancil pada dirinya sendiri.
"Kumisnya boleh juga. Tebal,' hitam, dan melengkung ke atas. Lucu sekali.
Hi... hi... hi.... Sebelumnya Kancil memang belum pernah bertemu dengan
manusia. Tapi dia sering mendengar cerita tentang Pak Tani dari teman-temannya.
"Aduh, Pak Tani kok lama ya," ujar Kancil. Ya, dia telah menunggu
lama sekali. Siang itu Kancil ingin makan timun lagi. Rupanya dia ketagihan
makan buah timun yang segar itu. Sore harinya, Pak Tani pulang sambil memanggul
keranjang berisi timun di bahunya. Dia pulang sambil mengomel, karena hasil
panennya jadi berkurang. Dan waktunya habis untuk menata kembali ladangnya yang
berantakan. "Ah, akhirnya tiba juga waktu yang kutunggu-tunggu,"
Kancil bangkit dan berjalan ke ladang. Binatang yang nakal itu kembali berpesta
makan timun Pak Tani.
Keesokan
harinya, Pak Tani geram dan marah-marah melihat ladangnya berantakan lagi.
"Benar-benar keterlaluan! " seru Pak Tani sambil mengepalkan
tangannya. "Ternyata tanaman lainnya juga rusak dan dicuri." Pak Tani
berlutut di tanah untuk mengetahui jejak si pencuri. "Hmm, pencurinya
pasti binatang," kata Pak Tani. "Jejak kaki manusia tidak begini
bentuknya." Pemilik ladang yang malang itu bertekad untuk menangkap si
pencuri. "Aku harus membuat perangkap untuk menangkapnya! " Maka Pak
Tani segera meninggalkan ladang. Setiba di rumahnya, dia membuat sebuah boneka
yang menyerupai manusia. Lalu dia melumuri orang-orangan ladang itu dengan
getah nangka yang lengket!
Pak
Tani kembali lagi ke ladang. Orang-orangan itu dipasangnya di tengah ladang
timun. Bentuknya persis seperti manusia yang sedang berjaga-jaga. Pakaiannya
yang kedodoran berkibar-kibar tertiup angin. Sementara kepalanya memakai
caping, seperti milik Pak Tani. "Wah, sepertinya Pak Tani tidak sendiri
lagi," ucap Kancil, yang melihat dari kejauhan. "Ia datang bersama
temannya. Tapi mengapa temannya diam saja, dan Pak Tani meninggalkannya
sendirian di tengah ladang?" Lama sekali Kancil menunggu kepergian teman
Pak Tani. Akhirnya dia tak tahan. "Ah, lebih baik aku ke sana," kata
Kancil memutuskan. "Sekalian minta maaf karena telah mencuri timun Pak
Tani. Siapa tahu aku malah diberinya timun gratis."
"Maafkan
saya, Pak," sesal Kancil di depan orangorangan ladang itu. "Sayalah
yang telah mencuri timun Pak Tani. Perut saya lapar sekali. Bapak tidak marah,
kan?" Tentu saj,a orang-orangan ladang itu tidak menjawab. Berkali-kali
Kancil meminta maaf. Tapi orang-orangan itu tetap diam. Wajahnya tersenyum,
tampak seperti mengejek Kancil. "Huh, sombong sekali!" seru Kancil
marah. "Aku minta maaf kok diam saja. Malah tersenyum mengejek. Memangnya
lucu apa?" gerutunya. Akhirnya Kancil tak tahan lagi. Ditinjunya
orangorangan ladang itu dengan tangan kanan. Buuuk! Lho, kok tangannya tidak
bisa ditarik? Ditinjunya lagi dengan tangan kiri. Buuuk! Wah, kini kedua
tangannya melekat erat di tubuh boneka itu. " Lepaskan tanganku! "
teriak Kancil j engkel. " Kalau tidak, kutendang kau! " Buuuk! Kini
kaki si Kancil malah melekat juga di tubuh orang-orangan itu. "Aduh,
bagaimana ini?"
Sore
harinya, Pak Tani kembali ke ladang. "Nah, ini dia pencurinya! " Pak
Tani senang melihat jebakannya berhasil. "Rupanya kau yang telah merusak
ladang dan mencuri timunku." Pak Tani tertawa ketika melepaskan Kancil.
"Katanya kancil binatang yang cerdik," ejek Pak Tani. "Tapi kok
tertipu oleh orang-orangan ladang. Ha... ha... ha.... " Kancil pasrah saja
ketika dibawa pulang ke rumah Pak Tani. Dia dikurung di dalam kandang ayam.
Tapi Kancil terkejut ketika Pak Tani menyuruh istrinya menyiapkan bumbu sate.
" Aku harus segera keluar malam ini j uga I " tekad Kancil. Kalau
tidak, tamatlah riwayatku. " Malam harinya, ketika seisi rumah sudah
tidur, Kancil memanggil-manggil Anjing, si penjaga rumah. "Ssst... Anjing,
kemarilah," bisik Kancil. "Perkenalkan, aku Kancil. Binatang piaraan
baru Pak Tani. Tahukah kau? Besok aku akan diajak Pak Tani menghadiri pesta di
rumah Pak Lurah. Asyik, ya?"
Anjing
terkejut mendengarnya. "Apa? Aku tak percaya! Aku yang sudah lama ikut Pak
Tani saja tidak pernah diajak pergi. Eh, malah kau yang diajak." Kancil
tersenyum penuh arti. "Yah, terserah kalau kau tidak percaya. Lihat saja
besok! Aku tidak bohong! " Rupanya Anjing terpengaruh oleh kata-kata si
Kancil. Dia meminta agar Kancil membujuk Pak Tani untuk mengajakn-ya pergi ke
pesta. "Oke, aku akan berusaha membujuk Pak Tani," janji Kancil.
"Tapi malam ini kau harus menemaniku tidur di kandang ayam.
Bagaimana?" Anjing setuju dengan tawaran Kancil. Dia segera membuka
gerendel pintu kandang, dan masuk. Dengan sigap, Kancil cepat-cepat keluar dari
kandang. "Terima kasih," kata Kancil sambil menutup kembali gerendel
pintu. "Maaf Iho, aku terpaksa berbohong. Titip salam ya, buat Pak Tani.
Dan tolong sampaikan maafku padanya." Kancil segera berlari meninggalkan
rumah Pak Tani. Anjing yang malang itu baru menyadari kejadian sebenarnya
ketika Kancil sudah menghilang.
Kancil yang cerdik, temyata mudah diperdaya oleh Pak Tani. Itulah
sebabnya kita tidak boleh takabur.
====================================================================
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatra. Daerah tersebut sangatlah kering. Syahdan, pemuda itu hidup dari bertani dan memancing ikan. Pada suatu hari ia memancing seekor ikan yang sangat indah. Warnanya kuning keemasan. Begitu dipegangnya, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri jelita. Putri itu adalah wanita yang dikutuk karena melanggar suatu larangan. Ia akan berubah menjadi sejenis mahluk yang pertama menyentuhnya. Oleh karena yang menyentuhnya manusia, maka ia berubah menjadi seorang putri.
Terpesona oleh kecantikannya, maka pemuda tani tersebut meminta sang putri untuk menjadi isterinya. Lamaran tersebut diterima dengan syarat bahwa pemuda itu tidak akan menceritakan asal-usulnya yang berasal dari ikan.Pemuda tani itu menyanggupi syarat tersebut. Setelah setahun, pasangan suami istri tersebut dikarunia seorang anak laki-laki. Ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu tidak pernah kenyang. Ia makan semua makanan yang ada.
Pada suatu hari anak itu memakan semua makanan dari orang tuanya. Pemuda itu sangat jengkelnya berkata: "dasar anak keturunan ikan!"Pernyataan itu dengan sendirinya membuka rahasia dari isterinya.Dengan demikian janji mereka telah dilanggar.
Istri dan anaknya menghilang secara gaib. Ditanah bekas pijakan mereka menyemburlah mata air. Air yang mengalir dari mata air tersebut makin lama makin besar. Dan menjadi sebuah danau yang sangat luas. Danau itu kini bernama Danau Toba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar